Senin, 15 April 2013

Metodologi Praktikum KTA



III.             METODOLOGI
3.1. Waktu dan Tempat
         3.1.1. Permeabilitas Tanah
Praktikum permeabilitas tanah dilaksanakan pada hari Kamis, 21 Maret 2013 pada pukul 08.00 WITA samapai selesai, yang bertempat di Laboratorium Fisika Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar 
3.3.2. Penetapan Tekstur Tanah
Praktikum penetapan tekstur tanah dilaksanakan pada hari Kamis, 04 April 2013 pada pukul 08.00 WITA saapai selesai, yang bertempat di Laboratorium Fisika Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar. 
3.1.3. Penetapan C-Organik
Praktikum penetapan c-organik tanah dilaksanakan pada hari Kamis, 04 April 2013 pada pukul 08.00 WITA sampai selesai, yang bertempat di Laboratorium Kimia Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar.
             3.2. Alat dan bahan
                     3.2.1. Permeabilitas Tanah
Alat ang digunakan dalam praktikum ini adalah infus, erlenmeyer, corong, kain yang cukup porous, dan karet gelang, stopwatch, dan alat tulis menulis.
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum permeabilitas tanah adalah sampel tanah utuh, dan air 
                      3.2.2. Penetapan Tekstur Tanah
Alat yang digunakan dalam praktikum penetapan tekstur adalah timbangan, Erlenmeyer atau botol tekstur, silinder sedimentasi, spayer, cawan petri, saringan, pipet tetes, hydrometer, termometer, karet gelang, kertas label, plastik dan alat tulis menulis.
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum penetapan tekstur tanah adalah sampel tanah terganggu, air, cargon, alkohol.
         3.2.3. Penetapan C-Organik
Alat yang digunakan dalam praktikum penetapan c-organik adalah timbangan, Erlenmeyer, pipet tetes dan alat pemanas suspense.
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum penetapan c-organik adalah sampel tanah terganggu, larutan K2Cr2O7 1 N, larutan H3PO4, indicator 7+, dan laturan F3+ yang telah distandarisasi.

3.3 Prosedur kerja
            3.3.1. Sampel tanah utuh
1. Meratakan Meratakan dan membersihkan lapisan yang akan diambil, kemudian meletakkan ring sampel tegak lurus (bagian runcing menghadap ke bawah) pada lapisan tanah tersebut.
2. Menekan ring sampel sampai ¾ bagiannya masuk ke dalam tanah.
3. Meletakkan papan tepat di atas ring sampel, kemudian menekan lagi sampai bagian bawah dari ring sampel masuk ke dalam tanah (10 cm).
4. Menggali ring sampel beserta tanah di dalamnya dengan sekop atau linggis.
5. Mengambil ring sampel kemudian memotong kelebihan tanah yang ada pada permukaan dan bawah ring sampel sampai permukaan rata dengan permukaan ring sampel.
            6. Menyimpan ring sampel kedalam kantong plastik yang telah disediakan.

3.3.2. Cara pengambilan sampel tanah terganggu
1. Mengambil tanah dengan sendok tanah atau pisau sesuai dengan lapisan yang akan diambil, dimulai dengan lapisan paling bawah.
            2. Memasukkan dalam kantong plastik yang telah diberi label.
     3.   Mongering udarakan sampel dengan cara di letakkan di atas baki-bakian di simpan di tempat yang tidak terkena  sinar matahari.
a.      Permeabilitas Tanah
1.        Menuntup salah satu ujung sampel tanah utuh engan kain yang memiliki cukup porous tetapi efektif menahan partikel, dan mengikatnya dengan karet gelang.
2.        Meletakkan bagian sampel tanah utuh yang tertutupi kain di bagian bawah kedalam wadah yang berisi air dengan kedalaman kurang lebih setengah dari tinggi ring sampel. Seelah seluruh permukaan sampel basah, menambahakan air kedalam wadah hingga rata dengan permukaan ring sampel. Membiarkannya terendam sedikitnya 12 jam
3.        Meletakkan ring sampel tanah utuh diatas erlemeyer dinantu dengan corong untuk melihat air yang lolos dari tanah tersebut.
4.        Membiarkan infus meneteskan air ke permukaan sampel tanah utuh selama 1 jam.
b.       Penetapan  Tekstur Tanah
1.        Menimbang 20 gram tanah kering udara, butir-butir tanah ini berukuran kuang dari 2 mm.
2.        Memasukkan kedalam Elyanmeyar atau botol tekstur dan meambahkan 10 mL calgon 0,05% dan air secukupnya.
3.        Mengocok dengan mesin pengocok selama 30 menit.
4.        Menuangkan secara kuantatif semua isinya kedalam selinder sedimentasi 1000 mL yang diatasnya dipasangi saringan dengan diameter lubang 0,05 mm dan bersihkan botol tekstur dengan bantuan botol semprot.
5.        Menyemprot dengan spayer sambil mengaduk-aduk semua suspensi yang masih tinggal didalam saringan sehingga semua partikel debu dan liat telah turun (air saringan telah jernih).
6.        Memindahkan Pasir yang tinggal kedalam cawan dengan pertolongan botol semprot kemudiaan masukkan kedalam oven bersuhu C selama 2 x 24 jam, selanjutnya masukkan kedalam destikator dan timbang hingga berat pasir siketahui (catat sebagai c gram).
7.        Mengangkat selinder sedimentasi dan sumbat baik-baik dengan menggunakan karet lalu kocok  sebanyak 20 kali.
8.        Setelah 15 detik, memasukkan  hydrometer kedalam suspensi dengan hati-hati agar suspensi tidak banyak terganggu.
9.        Setelah 40 detik, baca dan catat pembacaan hydrrometer pertama () dan suhu suspensi ().
10.    Mengeluarkan hydrometer dengan hati-hati dari suspensi.
11.    Setelah menjelan 8 jam, memasukkan hydrometer dan catat pembacaan hydrometer kedua () dan suhu suspensi ().
12.    Menghitung berat debu dan liat dengan menggunakan persamaan di bawah ini.
a.    Berat debu dan liat      =…………(a)
b.    Berat liat                      =………………..(b)
c.    Berat debu = Berat debu dan liat - Berat liat ………….(a-b)
13.    Menghitung persentase pasir, debu, dan liat dengan persamaan :
a.       % Pasir                  =
b.      % Debu                 =
c.       % Liat                   =
14.    Masukkan nilai yang didapat dalam segitiga tekstur.




Keterangan:
1  = liat
2  = liat berpasir
3  = lempung berliat
4  = liat berdebu

5     = lempung liat berpasir
6     = lempung liat berdebu
7     = lempung berpasir
8     = lempung

9      = lempung berdebu
10  = debu
11  = pasir
12  = pasir berlempung



                                                                                                                           

  

c. Penetapan C-Organik
1.        Menimpang sampel tanah terganggu dengan neraca analitik sebanyak 1 gram.
2.        Memasukkan sampel tanah yang telah ditimbang kedalam labu Erlenmeyer 250 mL.
3.        Menambahkan dengan teliti 5 mL K2Cr2O7 1 N (pipet) dan mereaksikannya dengan  5 mL H2SO4 dan membiarkanny beraksi dan dapat juga dengan melakukan pemanasan suspense pada suhu 40oC selama 5 menit.
4.        Menambhkan aquades sebanyak 25 mL dan 5 mL H3PO4.
5.        Menetesiya dengan 1 mL indicator dan tambahkan pula F3+ yang telah distandarisasi.
6.        Titik akhir 17.6 mL titrasi adalah pada saat terjad perubahan warna biru hitaman menjadi hijau.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar